W E L C O M E_____I N_____P A R A D I S E_____B L O G

SILAHKAN MENDAFTAR UNTUK MENJADI MEMBER KAMI

DAFTAR SEMUA GRATIS UNTUK ANDA
ENJOY

____________________________________________________________________________________________________

Rabu, April 08, 2009

Cerita - Diary Niken

Well... mulanya ini ide iseng-iseng gue, "love hotel" dalam rangka hari kemerdekaan! Panjat pinang cinta di puncak asmara. Eh, pacar gue Riko malah menanggapi dengan serius. So... why do he waiting for..? Just make it come true! 3 days 2 nights make-love romantic-exotic party… Riko mempersiapkan segalanya, hampir komplit: selain bawa pakaian casual dan makanan - minuman ringan, juga membawa DVD player beserta beberapa film triple-x, handycam, beberapa thong dan boxer, topeng, lilin, pelumas, kondom dan sejenisnya. Gue bilang hampir komplit karena nggak bawa : dildo / vibrator.. he.he..he.. belon punya. Ada yg tau bisa dapetin barang tsb yg berkualitas prima dengan harga wajar..??? Menjelang tengah hari riko check-in sendirian di hotel MR, hotel yg masih gres dan cukup favorit di bilangan jakarta selatan. Setelah itu dia jemput gue di rumah dan mengantar gue ke kampus untuk kuliah. "Holly shit..! My Sexy niken..." gurau riko menatap gue. Memandangi rambut gue yang hitam panjang, kulit putih mulus, wajah cantik indo-japan, tinggi 160an...wow! Kaus ketat putih gue cukup tipis sehingga bra motif kotak-kotak biru ukuran 36 pemberian riko yg gue kenakan membayang jelas dan tak kuasa menyembunyikan keindahan payudara dibaliknya itu. Adrenalin riko langsung bergejolak, dalam hatinya gue yakin dia berteriak... "Buset dah! Mau kuliah pake thong-bikini gitu dibalik kaus ketat putih dan celana panjang hitam..!" Si Niko (nama penis riko, singkatan dari Niken's kontol.. he..he..) jadi bangun deh! Selengkapnya..... Diposkan oleh Pujangga Jakarta 13:36 0 Comment Link ke posting ini Tante Nita Apa yang akan kuceritakan ini terjadi beberapa tahun yang lalu, sewaktu aku masih kuliah sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa adanya, tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yang terlibat. Menginjak tahun kedua kuliah, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan. Setelah "hunting" yang cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara. Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama. Bapak kosku, Om Rahmat adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Nita, wanita yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Nita cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Nita rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran. Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Rahmat agak jarang di rumah. Tapi Tante Nita cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Nita akhirnya lebih akrab denganku. Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat. Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Nita.... Selengkapnya..... Diposkan oleh Pujangga Jakarta 13:35 0 Comment Link ke posting ini Menantuku Yang Aduhai Hans, 56 tahun, dengan perutnya gendut yang kebanyakan minum bir, kepalanya mulai botak dan sudah menduda selama 10 tahun. Setelah rumahnya dijual untuk membayar hutang judinya, dia terpaksa datang dan menginap di rumah putranya yang berumur 28 beserta menantu perempuannya. Sekarang dia harus menghabiskan waktunya dengan pasangan muda tersebut sampai dia dapat menemukan sebuah rumah kontrakan untuknya. Diketuknya pintu depan dan Ester, menantu perempuannya yang berumur 24 tahun, muncul memakai celana pendek putih dan kemeja biru dengan hanya tiga kancing atasnya yang terpasang, memperlihatkan perutnya yang rata. Rambutnya yang berombak tergerai sampai bahunya dan mata indahnya terbelalak menatapnya. "Papi, aku pikir papi baru datang besok, mari masuk", katanya sambil berbalik memberi Hans sebuah pemandangan yang indah dari pantatnya. Dengan tingginya yang 175 itu, dia terlihat sangat cantik. Dia mempunyai figur yang sempurna yang membuat lelaki manapun akan bersedia mati untuk dapat bercinta dengannya. "Johan masih di kantor, sebentar lagi pasti pulang." "Kupikir aku hanya nggak mau ketinggalan bus", kata Hans sambil duduk. "Nggak apa-apa", jawab Esty, membungkuk ke depan untuk mengambil sebuah mug di atas meja kopi. Dengan hanya tiga kancing yang terpasang, itu memberi Hans sebuah pemandangan yang bagus akan payudaranya, kelihatan sempurna. Memperhatikan hal tersebut menjadikan Hans ereksi dengan cepat, dan dia harus lebih berhati-hati untuk menyembunyikan reaksi tubuhnnya. Esty duduk di sofa di depan Hans dan menyilangkan kakinya, memperlihatkan pahanya yang indah. Posisi duduknya yang demikian membuat pusarnya terlihat jelas ketika dia mulai bertanya pada Hans tentang perjalanannya dan bagaimana keadaannya. Selengkapnya..... Diposkan oleh Pujangga Jakarta 13:34 0 Comment Link ke posting ini Ibu Heni Dan Temannya Telah sebulan lamanya Andi, seorang pemuda tampan rupawan, berkenalan dengan wanita paruh baya berumur empat puluh lima tahun bernama Bu Henny, istri seorang pejabat teras pemerintah pusat di Jakarta. Berawal saat mereka bertemu di sebuah department store di kawasan Senen dekat tempat Andi bekerja. Ketika itu Andi dengan tidak sengaja menolong Bu Henny waktu wanita itu mencari sesuatu yang terjatuh dari tas tangan yang dibawanya. Dari pertemuan itulah kemudian keduanya memulai hubungan teman yang kini berkembang menjadi lebih erat, perselingkuhan! Pemuda lajang yang berwajah tampan itu telah membuat Bu Henny jatuh hati hingga tak dihiraukannya lagi status dirinya sebagai istri seorang pejabat. Ditambah dengan kebiasaan buruk dan kondisi keluarganya yang memang penuh pertengkaran akibat suami yang doyan menyeleweng seperti layaknya kebiasaan para pejabat pemerintah yang tak pernah lepas dari perihal korupsi, kolusi, nepotisme dan perilaku seks yang selama ini selalu diarahkan pada generasi muda sebagai kambing hitam. Pertemuan pertama yang begitu mengesankan bagi kedua orang itu telah membawa mereka mengarungi petualangan demi petualangan cinta yang dari hari ke hari semakin membuat mereka mabuk asmara. Kencan-kencan rahasia yang selalu mereka lakukan di saat suami Bu Henny melakukan tugas ke luar negeri telah menjadi sebuah jadwal rutin bagi keduanya untuk semakin mendekatkan diri. Nafsu seksual Bu Henny yang meledak-ledak dan terpendam, menemukan tempat yang begitu ia impikan semenjak bertemu pemuda itu. Sebagai pemuda lajang yang juga masih memiliki keinginan libido seksual yang tinggi, Andipun tak kalah menikmatinya. Selengkapnya..... Diposkan oleh Pujangga Jakarta 13:32 0 Comment Link ke posting ini Wanita Yang Penuh Variasi Nama saya Jeffry dan saya saat ini sedang kuliah di salah satu PTS di salah satu kota besar di Indonesia, dan hari ini adalah hari pertama saya datang ke kota ini karena besok perkuliahan saya sudah dimulai. Sesudah sampai dari kampung, maka saya segera menuju tempat kost saya karena saya sendiri sebenarnya belum mengenal kost baru itu. Sesampainya saya segera menekan bel tapi kemudian terdengar dari rumah sebelah seorang wanita setengah baya memanggil saya dan berkata, “Kamu Jeffry yach?” Dan saya menjawabnya, “Iya, kok tahu?” tanya saya penuh rasa ingin tahu. Lalu wanita itu segera berkata, “Nggak, saya adalah ibu kost rumah ini dan saya tinggal di sebelah sini.” Lalu saya bergumam, “Ooh…” Setelah itu ibu ini segera membawa saya untuk masuk dan mengenalkan tempat kost ini. Ibu itu segera menerangkan keadaan rumahnya, rumah ini terdiri dari 4 tingkat dan di dalam sudah ada penghuninya yaitu sepasang suami istri yang menyewa tingkat 2, seorang wanita yang menghuni tingkat 3 dan 3 orang mahasiswa dari luar kota yang menghuni tingkat 4 yang terdiri dari 4 ruangan kamar 3x2 meter dan kami masing-masing menempati kamar-kamar ini, dan kamar untuk saya tepat menghadap ke arah tempat jemuran. Setelah itu saya pun berkenalan dengan para mahasiswa ini dan malamnya ketika kami sedang menonton TV (yang di letakkan di tingkat 3) tercium oleh saya wangi parfum yang sangat mengoda. Ternyata seorang wanita yang saya taksir berusia sekita 35 tahun naik ke atas dan dialah yang menghuni kamar di tingkat 3 ini. Selengkapnya..... Diposkan oleh Pujangga Jakarta 13:31 0 Comment Link ke posting ini Pagi Yang Indah Pagi ini aku sedang membereskan pakaianku untuk dimasukkan ke dalam koper. Ayahku memperhatikan dengan wajah sedih karena aku satu-satunya anak lelakinya harus pergi demi meraih masa depanku. Aku akan tinggal di Surabaya bersama Tante dan Oomku. “Papa harap kamu bisa menjaga diri dan berbuat baik, menurut pada Oom Benny dan TanteLenny…” kata papaku. Aku hanya diam menoleh menatap papaku yang nampak kurang bersemangat karena kepergianku, lalu kupeluk papaku. “Saya tidak akan mengecewakan Papa..” kataku sambil menuju ke pintu. Aku naik angkot menuju ke terminal bus. Ketika sudah di atas bus, aku membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya sambil berharap semoga cita-citaku dapat tercapai. Sesampainya di terminal, aku melanjutkan dengan naik angkot menuju perumahan mewah di daerah Darmo. “Apa ini rumahnya..?” kataku dalam hati. Nomornya sih bener. Maklum aku belum pernah ke rumahnya. “Gila.., ini rumah apa istana..?” gumamku bicara pada diriku sendiri. Aku segera menekan bel yang ada pada pintu gerbang. Beberapa saat kemudian pintu gerbang dibuka. Seorang satpam berbadan gemuk mengamatiku, lalu menegurku. “Cari siapa ya..?” tanyanya. “Apa betul ini rumah Oom Benny..?” tanyaku balik. “Ya betul.. sampean siapa?” tanyanya lagi. “Saya keponakan Oom Benny dari Jember.” “Kenapa nggak bilang dari tadi, Sampean pasti Den Wellly, kan..? Tuan sedang keluar kota, tapi Nyonya ada lagi nungguin.” Selengkapnya..... Diposkan oleh Pujangga Jakarta 13:30 0 Comment Link ke posting ini Ini Adalah Pengalamnku Ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan wanita setengah baya. Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat liburan satu bulan dari sekolah. Untuk mengisi waktu liburanku, aku mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur dikampungnya. Disebuah desa di Jawa Barat. Katanya, sekalian mau nengok istrinya. Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik dan mulus-mulus. Aku ingin buktikan omongannya. Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 17.00 WIB kami tiba di kampungnya. Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah tetangganya. Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya memanjang. di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan Tante Sari mertuanya. Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih dan bodynya sangat sexy. Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma. Meskipun sudah berumur empat puluhan, kecantikannya belum pudar. Bodynya tak kalah dengan gadis remaja. Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma. Tante Sari kimpoi dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma meninggal. Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, karena sakit. Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda.

Tidak ada komentar: